APA DAMPAK JANGKA PANJANG DARI KURANGNYA INTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA FARMASI?

/
0 Comments


Ketika memutuskan menjadi mahasiswa farmasi berarti kamu siap menghadapi tantangan besar setiap hari. Jadwal kuliah yang padat, praktikum yang memakan waktu, dan persiapan ujian yang tak kunjung usai. Banyak mahasiswa farmasi merasa kesulitan untuk menemukan waktu luang. Apalagi, kalau ambis untuk bisa cumlaude, makin berat aja tantangannya. Akibatnya, waktu untuk bersosialisasi sering kali menjadi hal yang terpinggirkan, padahal interaksi sosial sangat penting untuk kesejahteraan mental dan emosional.

Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dapat berdampak serius. Mungkin, kamu akan merasa lebih stres, kesepian, dan kurang termotivasi karena tidak memiliki dukungan sosial yang cukup. Selain itu, kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting juga berkurang. Masalah ini pernah saya alami dan sering saya temui saat perkuliahan farmasi, olehkarena itu saya mau menawarkan solusi yang saya pakai untuk membantu kamu sebagai mahasiswa farmasi dalam proses menemukan keseimbangan antara tuntutan akademik dan kebutuhan sosial.

1. BEBAN AKADEMIK YANG TINGGI

Perkuliahan farmasi memang terkenal dengan kurikulum yang sangat padat dan menuntut. Ketika kamu diterima di kampus farmasi, artinya kamu menyerahkan diri untuk mengikuti banyak mata kuliah, gak hanya teori, tapi juga ada praktek yang seabrek. Tak lupa ujian, dan tugas-tugas yang memerlukan dedikasi dan waktu yang banyak. Itu adalah “harga” yang harus dibayar ketika kamu memutuskan untuk menjadi tenaga medis melalui jalur farmasi.

 2. JADWAL PRAKTIKUM YANG KETAT

Tak kalah seru, ada praktek di perkuliahan farmasi. Praktikum ini penting untuk memahami aspek praktis dari farmasi, supaya kamu juga terampil dan gak kaget saat nanti benar-benar terjuan di dunia pekerjaan farmasi. Hal ini sangat memakan waktu, sehingga mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman atau mengikuti kegiatan sosial. Meskipun begitu, praktikum ini sangat seru. Bisa menghilangkan strees kuliah teori, atau bisa memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada dibenak mu saat kuliah teori.

 3. PERSIAPAN UJIAN YANG INTENSIF

Ujian di perkuliahan farmasi, setau saya adalah momok yang ditakuti banyak mahasiswa, Gelisah dan uring-uringan kalau sudah mau masuk masa masa ujian. Bayangkan, ujian yang akan kamu jalani bisa dari awal sampai ujung pembahasan, dan juga berkaitan dengan mata kuliah lainnya, kompleks banget. Contoh yang saya pernah temui, ketika kamu membahas atau mempelajari yang di ujung, eh yang keluar di soal malah yang di awal - materi dasar. Olehkarena itu, persiapan ujian di perkuliahan farmasi butuh waktu dan konsistensi yang tinggi. Gak mungkin rasanya kamu bisa “menelan” materi perkuliahan di farmasi dalam sekejap. Hal Ini bisa memaksa mahasiswa untuk menghabiskan banyak waktu untuk belajar dan mengurangi kesempatan untuk bersosialisasi atau berpartisipasi dalam aktivitas lain di luar akademik.

 4. KETERLIBATAN DALAM PENELITIAN

Harusnya, secara linier, seorang mahasiswa yang terlibat dalam banyak penelitian, umumnya adalah orang yang senang belajar. Keterlibatan dalam proyek penelitian tersebut, biasanya didapatkan dari dosen nya. Dosen tau ukuran minat mahasiswa yang dipercaya dan ditawarkan proyek penelitian tersebut. Hal tersebut memerlukan waktu tambahan di luar jam kuliah dan praktikum. Biasanya, mahasiswa ini tau, keterlibatan dalam penelitian ini penting untuk pengembangan profesional nya, yang otomatis juga menambah beban kerja dan sudah pasti mengurangi waktu luang, yang mungkin menjadi alasan untuk malas bersosialisasi. Tapi ini seru! Asalkan kamu memiliki minat yang besar.

 5. KOMITMEN EKSTRAKURIKULER PROFESIONAL

Kampus farmasi, juga ada organisasi, seperti BEM, IMM, HIMAFARSI. Beberapa mahasiswa farmasi juga terlibat dalam organisasi profesional atau kegiatan ekstrakurikuler yang terkait dengan bidang farmasi, seperti seminar, workshop, dan konferensi. Kegiatan tersebut jelas memberikan manfaat besar untuk mahasiswa yang mengikutinya. Meskipun bermanfaat, kegiatan ini juga memerlukan komitmen waktu yang signifikan, sehingga mengurangi waktu yang tersedia untuk bersosialisasi. Bahkan mengambil sebagian porsi otakmu.

 6. TEKANAN AKADEMIK DARI HARAPAN TINGGI

Mahasiswa farmasi sering kali menghadapi tekanan dari diri sendiri, misalkan yang saya rasakan dulu - gak mau diremehkan teman sekampus, tekanan dari keluarga juga gak kalah hebat, atau lingkungan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi. Harapan yang tinggi ini dapat membuat kamu merasa harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar - apalagi, kalau kamu susah mencerna materi yang ada diperkuliahan, ini akan mengurangi waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk bersosialisasi atau mengembangkan soft skill selain ilmu kefarmasian. Kalau sudah begitu, kamu harus melakukan apa? gak mau dong ketinggalan moment untuk bisa bersosialisasi langsung.

 7. JADWAL YANG TIDAK FLEKSIBEL

Jadwal yang kaku dan kurang fleksibel adalah tantangan lain yang harus dihadapi. Banyak dosen yang gak mau tau, jika mahasiswa tak bisa hadir dalam sesi kelasnya. Dosen tersebut tidak menerima jika kamu sebagai mahasiswa farmasi mengganti jam kuliah yang ditinggalkan dengan ikut sesi di kelas lainnya. Mungkin itu dianggap oleh sang dosen sebuah sikap melanggar disiplin atau tidak menghargai keputusannya. Meskipun memang gak semua mahasiswa lalai. Ada yang benar benar gak bisa masuk di jadwal tersebut dan terpaksa ganti jadwal. Jikalau tidak dizinkan oleh dosen tersebut, otomatis absen bolong adalah resiko yang harus diterima. Inilah yang membuat mahasiswa farmasi untuk wajib mengikuti jadwal tersebut. Kakulah namanya, tapi yah itu konsekuensinya.

 8. PERSAINGAN YANG KETAT

Persaingan yang ketat di antara mahasiswa farmasi untuk mendapatkan nilai tinggi, beasiswa, atau posisi residensi dapat menciptakan lingkungan yang kompetitif dan kurang mendukung untuk interaksi sosial. Sejujurnya ini bagus banget. Hal ini bisa membuat mahasiswa lebih fokus pada studi individu daripada membangun hubungan dengan rekan-rekan mereka. Ini saya alami sendiri. Saking fokusnya teman teman farmasi saya dulu itu, diajak pengajian gak datang, diajak pensi-an juga nggak datang. Merasa aneh, tapi itu faktanya. Kalau pun datang, hanya sedikit saja. Nah, persaingan yang ketat ini bisa berdampak negatif, juga bisa berdampak positif, tergantung kamu melihat dan memposisikannya.

 

DAMPAK DARI KURANGNYA WAKTU BERSOSIALISASI

Tuntutan akademis yang sangat tinggi tersebut, jadwal kuliah yang padat dan tugas-tugas yang menumpuk, sering kali membuat kamu kekurangan waktu untuk bersosialisasi. Apakah ada dampak negatifnya? Dampaknya, banyak mahasiswa farmasi yang merasa terisolasi dan kesulitan menjalin hubungan pertemanan yang kuat. Kurangnya interaksi sosial ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Tidak hanya itu, kurangnya waktu bersosialisasi juga berpengaruh pada kemampuan komunikasi dan keterampilan interpersonal mahasiswa farmasi. Padahal, kemampuan ini sangat penting dalam profesi farmasi, nantinya kamu akan sering berinteraksi dengan pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya. Kurangnya kesempatan untuk mengasah keterampilan sosial bisa membuat kamu merasa kurang percaya diri dan tidak siap saat memasuki dunia kerja. Kalaupun sudah masuk dunia kerja, biasanya sulit untuk berkomunikasi dengan teman atau rekan kerja lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara tuntutan akademis dan kebutuhan bersosialisasi. Itu jika kamu mau. Alangkah baiknya ketika pintar tapi juga jago dalam berkomunikasi. Itu adalah combo yang mematikan.

Fakta yang saya temui, seringnya pekerja farmasi sulit berkomunikasi dengan teman kerjanya, bahkan dengan tim nya, parahnya sulit berkomunikasi dengan bawahannya. Ada aja kalimat yang miss ketika disampaikan, info atau perintah yang harus disampaikan malah tidak disampaikan. Nah ini yang jadi impact kurangnya bersosialisasi saat menjadi mahasiswa farmasi. Apakah kamu mau seperti itu? Enggak dong, makanya kamu masih baca tulisan ini kan.

 

1. Stres Dan Kesehatan Mental

Dua hal ini sudah pasti kamu temui setiap hari. Iya dong. Apalagi ketika kamu menjadi mahasiswa farmasi. Akademik yang berat, tugas yang banyak, itu semua sangat mampu memicu stress dan mengganggu kesehatan mental. Oleh karena itu, kemampuan bersosialisasi akan menentukan kemampuan mu dalam mengelola stress. Ketika kamu kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan, mungkin dengan teman, itu akan meningkatkan stress, dan pastinya akan mengganggu kesehatan mental.

2. Keterampilan Sosial Terhambat

Kurangnya waktu bersosialisasi juga dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial. Interaksi sosial penting untuk membangun jaringan, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan mengatasi tantangan interpersonal, yang semuanya penting untuk karir di bidang farmasi. Kok bisa? Ketika bersosialisasi, kemampuan verbal non verbal seseorang dilatih untuk bisa lebih peka, lebih tajam dan lebih terampil. Jam terbang yang terbatas akan menghambat kemampuan tersebut. Kemampuan atau keterampilan bersosialisasi sangat dibutuhkan untuk hidup dimasyarakat dan perkembangan karir mu sebagai mahasiswa farmasi hingga siap terjun ke dunia kerja nyata.

3. Keseimbangan Hidup yang Tidak Sehat

Benar, mungkin keseimbangan antara kehidupan akademik dan sosial sulit untuk didapatkan, toh ketika kamu menyukai kehidupan akademik yang kamu jalani, hidup mu akan sehat sehat saja. Tapi, alangkah baiknya kehidupan sosialmu juga diperhatikan. Kamu sebagai mahasiswa, meskipun kamu independent, masih sangat membutuhkan orang lain. Masih membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Kalau kamu skip sama sekali, kehidupan yang sehat sulit didapatkan, apalagi keseimbangan hidup.

4. Penurunan Kualitas Hidup

Kurang bersosialisasi, mungkin akan membuat mu merasakan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Kurangnya interaksi sosial dapat menyebabkan kamu merasa kesepian, parahnya bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional. Perasaan kesepian ini sangat bisa membuat mahasiswa merasa terisolasi, sehingga sulit bagi mu untuk menikmati "keseruan" di kampus. Selain itu, tanpa adanya teman untuk berbagi cerita atau kegiatan, kamu mungkin merasa kurang termotivasi dan tidak bahagia.

Kurangnya dukungan emosional juga menjadi masalah serius. Dalam kehidupan sehari-hari, dukungan dari teman dan keluarga sangat penting untuk membantu mengatasi stres dan tantangan yang dihadapi. Mahasiswa yang tidak memiliki jaringan sosial yang kuat mungkin merasa lebih terbebani dengan masalah hidupnya, karena tidak ada tempat untuk berbagi atau mendapatkan saran. Akibatnya, kalau itu terjadi, kamu bisa mengalami tekanan yang lebih besar dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan akademis dan pribadi.

5. Keterlibatan Kurang dalam Komunitas

Jika kamu tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi, mungkin kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam komunitas kampus atau komunitas lokal. Keterlibatan dalam berbagai kegiatan kampus seperti organisasi, atau acara komunitas tertentu (pengajian, komunitas musik, drama atau apapun itu), dapat memberikan pengalaman berharga dan memperluas jaringan pertemanan mu. Tanpa interaksi ini, kamu mungkin merasa terisolasi dan tidak terhubung dengan lingkungan sekitar, yang dapat mengurangi kepuasan kamu terhadap kehidupan kampus. Rasanya tuh, seperti "masa bodo lah dengan kampus"

Selain itu, tidak terlibat dalam komunitas juga dapat mengurangi rasa memiliki dan keterikatan dengan lingkungan kampus. Mahasiswa yang aktif dalam komunitas biasanya merasa lebih terhubung dan termotivasi karena berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Kurangnya keterlibatan ini bisa membuat kamu merasa seperti hanya sekadar lewat di kampus tanpa benar-benar menjadi bagian dari kampus, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi semangat dan kinerja akademis mu. Bisa aja sih, akademik sudah bagus, tapi ternyata sulit berkomunikasi saat berkarier, hal ini terjadi karena jarang dilatih saat kuliah.

 

SOLUSI YANG DAPAT DITERAPKAN

1. Manajemen Waktu yang Efektif

Saya tau, segudang beban dan tanggung jawab yang harus dipikul seorang  mahasiswa farmasi. Harus disadari oelh mu, bahwa bersosialisasi juga penting. Untuk itu kamu harus belajar untuk mengatur waktu dengan lebih efektif, termasuk merencanakan jadwal belajar yang efisien dan sehingga ada waktu yang bisa dipakai untuk bersosialisasi. Ini penting! Kenapa? sesibuk apapun, bersosialisasi adalah salah satu solusi dari karir, hidupmu, bahkan saat kamu menjadi mahasiswa. Olehkarena itu, kamu harus atur jadwal, meskipun sedikit, tetapi harus ada waktu untuk bersosialisasi.

2. Mengikuti Kegiatan Sosial di Kampus

Universitas, kampus, adalah tempat dengan segudang aktivitas, bahkan sering kali ada berbagai kegiatan sosial dan komunitas yang bisa kamu ikuti sebagai mahasiswa farmasi. Bergabung dengan organisasi ini dapat membantu kamu menemukan waktu untuk bersosialisasi dan melepaskan diri sejenak dari tekanan akademik. Gak cuma itu, untuk kamu yang mageran untuk mempelajari pengalaman baru, organisasi kampus adalah wadahnya. Kamu gak perlu memikirkan bagaimana cara nya bersosialisasi, cukup ikut program kerja nya, rapat datang, ikut kegiatan dengan all out, pelan pelan kamu akan jago dalam bersosialisasi. Kualitas bukan kuantitas.

3. Mencari Dukungan

Kamu pasti membutuhkan dukungan, secara langsung ataupun tidak langsnung. Dukungan ini bisa kamu dapatkan dari teman, keluarga, atau konselor akademik untuk membantu mengelola stres dan menemukan cara untuk mengatur waktu dengan lebih baik. Ini bisa kamu katakan secara terbuka, atau tidak pun juga tidak masalah, karena sudah pasti, jika kamu bersosialisasi, sebetulnya kamu juga mencari dukungan. Contoh, ketika kamu bersosialisasi atau nongkrong dengan teman kampus mu, kamu akan tau trik trik untuk pemilihan dosen kuliah mu, kamu akan tau contoh contoh soal ujian, bahkan lowongan kerja pun bisa kamu dapatkan. Bisa juga, ketika kamu sidang skripsi, teman mu sudah menunggu di bawah dengan membawa baju dan toga seraya kamu sudah lulus, itu yang saya alami.

4.Aktivitas Relaksasi

Mengalokasikan waktu untuk aktivitas relaksasi seperti olahraga, hobi, atau meditasi juga penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadi. Gak mungkin dong, kamu berolah raga tapi sendiri. Emang nya ada? Hampir semua olah raga melibatkan orang lain, minimal 2 orang, contohnya catur. Aktivitas olahraga tersebut lah yang jadi media kamu untuk bersosialisasi dengan lingkungan atau komunitasmu.

5.Menggunakan Teknologi untuk Bersosialisasi

Sulitnya bersosialisasi saat kamu menjadi mahasiswa farmasi, kamu bisa memanfaatkan teknologi seperti media sosial, whatsApp, atau platform lainnya untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga. Meskipun memang, interaksi tatap muka adalah yang paling ideal, karena memungkinkan komunikasi yang lebih mendalam dan personal, interaksi virtual bisa menjadi alternatif yang efektif ketika waktu dan jarak menjadi kendala. Penggunaan teknologi ini, kamu dapat berbagi cerita, berdiskusi, atau sekadar mengobrol santai dengan orang-orang terdekat atau teman kampus mu. Hal ini dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan menjaga kesehatan mental. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan kamu untuk tetap mendapatkan dukungan emosional dan merasa lebih terhubung dengan circle mu, meskipun berada di tempat yang berbeda. Jadi, meskipun tidak selalu bisa bertemu langsung, kamu tetap dapat menjaga hubungan sosial mereka dengan cara yang praktis dan efisien.

6. Menggabungkan Aktivitas Sosial dan Akademik

Menggabungkan kegiatan akademik dengan sosial adalah salah satu solusi yang bisa kamu ambil jika kamu sulit bersosialisasi, seperti membentuk kelompok belajar yang juga berfungsi sebagai kesempatan untuk bersosialisasi. Kamu bisa mengadakan sesi belajar bersama di tempat yang nyaman, seperti kafe atau taman kampus, sehingga suasana belajar menjadi lebih santai dan menyenangkan. Dalam kelompok belajar ini, Kamu bersama teman teman dapat berdiskusi tentang materi pelajaran, saling membantu memahami konsep yang sulit, dan berbagi tips belajar yang efektif. Dengan demikian, kamu tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik tetapi juga mempererat hubungan pertemanan.

Selain manfaat akademik, kelompok belajar ini juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi secara sosial. Sambil belajar, kamu bisa saling bercerita tentang pengalaman sehari-hari, berbagi hobi, atau bahkan merencanakan kegiatan di luar kampus seperti piknik atau nonton film bersama. Interaksi ini membantu mengurangi stres dan memberikan dukungan emosional yang penting, terutama saat menghadapi tekanan akademik. Dengan cara ini, kamu dapat menjaga keseimbangan antara belajar dan bersosialisasi, menciptakan pengalaman kuliah yang lebih menyenangkan dan bermakna. Moment yang kamu alami, nggak cuma lewat begitu saja.

7. Memprioritaskan Kesehatan Mental

Jarang sekali, kampus yang menyediakan fasilitas seperti ini. Ini hanya masukan saja, seandainya universitas atau kampus dapat menyediakan lebih banyak dukungan kesehatan mental, seperti konseling, workshop manajemen stres, dan program kesejahteraan, untuk membantu mahasiswa mengelola tekanan akademik. Konseling bisa memberikan mahasiswa tempat yang aman untuk berbicara tentang masalah mereka dan mendapatkan saran dari profesional. Workshop manajemen stres dapat mengajarkan teknik-teknik relaksasi dan strategi pengelolaan waktu yang efektif, membantu mahasiswa merasa lebih terkontrol dan kurang terbebani oleh tugas-tugas akademik mereka. Program kesejahteraan juga bisa mencakup kegiatan seperti yoga, meditasi, atau olahraga, yang dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.

Selain itu, dukungan ini juga dapat membantu mahasiswa menemukan cara untuk menyeimbangkan kehidupan sosial dan studi mereka. Misalnya, universitas bisa mengadakan acara-acara sosial yang dirancang untuk meredakan stres dan memfasilitasi interaksi antar mahasiswa. Dengan adanya program dan dukungan yang komprehensif, mahasiswa dapat belajar bagaimana menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dan kebutuhan sosial mereka. Ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga membantu mereka mencapai kinerja akademik yang lebih baik dan menikmati pengalaman kuliah yang lebih holistik.


KESIMPULAN

Kurangnya waktu bersosialisasi adalah masalah nyata bagi banyak mahasiswa farmasi, disebabkan oleh beban akademik yang berat, jadwal praktikum yang ketat, dan tekanan untuk berprestasi. Dampak dari masalah ini bisa signifikan, termasuk meningkatnya stres, penurunan kesehatan mental, dan kualitas hidup yang menurun. Namun, dengan strategi manajemen waktu yang baik, dukungan dari universitas, dan penggunaan teknologi, kamu bisa menemukan cara untuk menyeimbangkan antara tuntutan akademik dan kebutuhan sosial. Ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan kamu tetapi juga membantu kamu berkembang secara profesional dan pribadi. Ingat, tidak hanya teori yang menjadi prioritas tetapi kemampuanmu untuk bersosialisasi juga penting, sehingga ilmu yang kamu miliki bisa sangat bermanfaat untuk masyarakat dan karier mu.

Tidak ada komentar: