4 KUNCI AJAIB DI KAMPUS FARMASI (YANG BIKIN SAYA LULUS)

/
0 Comments



Haloo crew!!! e-book ini saya tulis spesial untuk kamu yang saat ini masih sekolah atau kuliah Farmasi. Mungkin kamu kaget, mungkin kamu ngerasa berat saat ngejalaninnya. Ketemu temen yang "kok gini yah", "gak asik yah masuk farmasi" dan banyak lagi pertanyaan di kepala mu.

ini 4 kunci ajaib, yang jadi kerangka berpikir saya ketika menjalani perkuliahan di Farmasi sampai saya lulus. Oleh karena itu, ini saya share untuk mu yang sudah rela mentraktir saya kopi.

Semoga bermanfaat yah 

. . . . .

1. MILIKI PIKIRAN BESAR !!!

Kira-kira kamu yakin gak sih, dengan yang kamu jalani sekarang?

Kamu yakin? Farmasi ini adalah jalan hidupmu? atau kamu yakin, bisa selesaiin sekolah atau kuliahmu?

Yakin?

Kalau kamu ngerasa yakin, saya cuma mau bilang "bersyukur yah" Berarti kamu udah punya modal untuk bisa mencapai cita-cita mu di sini, di Farmasi.

Oke . . . Gini,

Dalam sebuah buku, yang menurut saya keren banget, yang berhasil merubah saya yang pemalu menjadi lebih berani.

Dituliskan begini,

KALAU KAMU YAKIN BISA MEMINDAHKAN GUNUNG, GUNUNG ITU PASTI PINDAH, PASTI

dan temen kosan yang denger kalimat itu "spontan" ngomong "elu gila ya Dan!"

Nah, memindahkan gunung ini, maksudnya bukan seperti Sangkuriang yang bikin 1,000 candi dalam semalam, bukan.

Tapi kalimat itu tuh, bermaksud, kalau saya yakin bisa memindahkan "gunung" , otak dan kemampuan yang dimiliki akan mendorong untuk mencari dan menemukan cara memindahkan gunung tersebut.

Saya bisa pakai ratusan atau ribuan cara yang mungkin untuk dilakukan. Misal, seperti pakai ratusan alat berat untuk ngeruk tanahnya dan memindahkan nya. Perlu diingat, catatan penting nya, ini butuh proses.

Nggak instan . . .

Jadi, ketika memiliki keyakinan, memiliki kepercayaan akan suatu pencapaian, yakin bisa tercapai, 100% pasti tercapai.

Kok bisa? Bohong pasti nih?

Nggak dong, seperti yang saya bilang tadi, ketika yakin, pasti 100% akan cari cara untuk mencapainya, step by step, apapun halangannya, pasti banget dicari solusinya. Bukan menyerah, "ya udah lah" atau "emang gini keadaannya, mau gimana lagi"

 Simak cerita ini yah,

Saya kenal anak ini sejak sekolah menengah, dan Tahun 2017 kita mulai mengobrol lagi.

Sedikit cerita tentang anak ini. Pendidikan nya biasa, ekonomi nya juga biasa, gak punya banyak teman, dan memang sedikit aja bergaulnya, bukan karena penyendiri, tetapi karena mungkin dia sadar bahwa, energinya akan maksimal saat sendirian.

Ketika saya ngobrol dengannya, anak ini berani mengawali percakapan, berbeda sekali ketika kenal saat sekolah menengah (SMP),

Dia mulai bercerita tentang sekolah dan profesi yang dijalani nya saat tahun tsb. Dia merasa "ini bukan passion gue deh" gue kurang suka dengan pekerjaan ini, dan kuliah saat ini (ketika itu, dia kuliah sambil kerja). Nilai nilai gue susah naiknya, karena minim banget minat gue di sini" gitu katanya.

Saat itu saya cuma menanggapi seadanya, dan semampu saya dalam berempati, sesekali terlontar kata "sabar fren, tanggung" dan dia ngeluh lagi.

Akhirnya beberapa menit ketika dia sudah berhenti ngomong, kemudian saya tinggal, mungkin dia perlu waktu sendiri.

Nah, setelah beberapa waktu, beberapa tahun seperti nya, saya ketemu lagi, saya ngobrol lagi, dan sepertinya auranya sudah lebih berbeda. Ceritanya lebih ceria dan lebih terang, gak dark lagi, karena males kalau sering ketemu org yang nge-dark mulu.

Mulai lah dia bercerita untuk memulai bikin sesuatu, untuk bikin orang-orang yang seperti dirinya bisa berubah, bisa melihat pekerjaanya ini lebih berharga, dan lebih bisa lihat "mau nya apa"

Karena saat itu saya nggak terlalu paham, saya hanya "oh, bagus juga tuh" gitu tanggapannya.

Singkatnya, kita pisah dan beberapa tahun belakangan, saya baru paham apa yang sedang dia buat, dia sedang membangun komunitas profesinya, untuk bisa lebih menghidupi orang orang di dalamnya.

Dia kasih materi materi edukasi, untuk membuka mata mereka dan lebih peka dengan dirinya sendiri, supaya lebih fokus dengan karirnya, lebih fokus dengan hidupnya.

Great banget sih, kalau boleh bilang "bangke nih orang" kecil orang nya tapi gede visi nya,

Sampai 2022 ini pun, yang dikembangin oleh nya, udah mulai keliatan gede nya, dia udah mulai berani muncul di publik, gak cuma dibalik layar aja, seperti saat memulai,

dan yang paling greget, dia bilang gini ke saya 

KALAU ELU YAKIN DAN, BISA MEMINDAHKAN GUNUNG, GUNUNG ITU PASTI PINDAH, PASTI. HANYA MASALAH WAKTU DAN SABARNYA ELU DALAM BERPROSES


inilah temen saya, yang tadi saya ceritakan. Adalah orang yang selalu saya ajak ngobrol. Yap hingga saat ini saya masih belajar dan mengembangkan untuk bisa berdiskusi dengan diri sendiri. Sampai saat ini, masih memberikan hasil yang positif.

SOLUSI UNTUK MENYELESAIKAN TANTANGAN

Ada sebuah kisah yang berkaitan dengan "Membuat Pikiran Bekerja Untuk Kita, Bukannya membiarkan melawan kita"

Begini . . .

5 atau 6 tahun yang lalu, saya adalah seorang pemuda, yang biasa aja. Ngejalanin hari-hari, biasa aja rasanya.

Bangun pagi, scroll sosmed, berkegiatan kerja atau kuliah seperti biasa, nongkrong layaknya remaja pada umumnya.

Alhamdulillah nya, saya nggak punya utang, meskipun saat itu gaji saya pas-pasan.

Tetapi, seingat saya, saya ada di satu titik, tau bahwa bukan ini yang saya mau, bukan hidup seperti ini yang saya perjuangkan.

Mulailah saya bercermin dan melihat, "Apa sih kelebihan elu dan orang lain gak punya? terus, kekurangan apa yang orang lain punya, tapi elu gak punya" gitu ucap saya di depan cermin (ngomong sendiri).

"Apa kira-kira"

Akhirnya, saya ambil selembar kertas, dan saya menuliskan beberapa nama teman, yang saya tau, dia melebihi saya dari sisi financial, kecerdasan, dan kepopuleran (maklum saat itu masih remaja).

Saya analisa baik-baik, saya pikirkan dan saya petakan. Ternyata, kami banyak kesamaannya, yang berbeda hanyalah INISIATIF.

Ternyata, setelah saya pelajari, ini jadi faktor krusial, hampir di semua juara. Mau itu Jordan, Muhammad Ali, Steve Job, Elon Musk. Inisiatif pasti ada di daftar karakter yang harus dimilikinya.

Sejak saat itu, saya berjanji untuk diri saya sendiri, untuk selalu berusaha mencari cara terbaik dalam melakukan aktivitas yang saya sukai untuk kemajuan hidup saya.

Makanya, saya suka bingung gitu, dengan orang-orang yang mau ini mau itu, tapi masih melakukan dengan cara yang sama, dan padahal cara itu sudah usang. Artinya, orang tersebut tidak ber-inisiatif mencari cara yang terbaik untuk pencapaiannya.

Trus gimana cara nya untuk bisa punya cara baru? Bisa punya mindset baru dan bisa menyesuaikan dengan tren yang ada? Misalkan dengan tren baru teknologi, tren baru metode belajar dan tren-tren baru lainnya yang sangat bisa bikin saya berkembang? Gimana cara nya?


2. LAWAN MALES DENGAN KEBIASAAN 1 MENIT

Jadi gini, saya kan sering banget untuk nyaranin kamu puya goals, punya tujuan hidup, punya dream. Setelah itu, lanjut kebagian action untuk pencapaian dream tersebut, tapi . . .  sering banget mager, males. Bener nggak, kamu mengalami hal itu?

Nah, gimana sih cara menghilangkan rasa malas tersebut? padahal kamu sudah komit untuk action . . .

Sebelum lanjut, saya jelasin dulu, kalau ini bisa digunakan untuk pencapaian apapun, baik itu untuk tugas kuliah, atau untuk kenirja kamu di pekerjaan atau usahamu.

Lanjut . . .

Oke . . .

Pertama, saya mau sharing tentang sebuah negera yang terkenal luar biasa dengan etos kerja nya.

"JEPANG"


Ternyata di Jepang, memiliki etos kerja yang sangat lekat dan tertanam kuat, yaitu disiplin. Bener kan. Kamu bisa sebutin banyak karya yang dihasilkan oleh negeri Samurai ini. Bahkan, saat ini Jepang juga termasuk salah satu negara maju.

Terus gimana sih mereka bisa punya disiplin yang kuat.

Ternyata, di Jepang, disiplin tersebut sudah dilatih sejak kecil, dengan cara mengulang beragam rutinitas kecil yang positif setiap hari nya, sehingga hal tersebut berubah menjadi budaya, budaya yang terus di bawa hingga dewasa dan terus diwariskan.

Contoh, kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya. Sebagai bukti nya kamu bisa lihat negera Jepang, adalah salah satu negara yang terkenal dengan kebersihannya. Bandingkan dengan negara kita? Kamu jawab sendiri yah, dan semoga ini bisa jadi introspeksi saya khususnya.

Lah, saya boro-boro dilatih dari kecil tentang disiplin, trus gimana dong?

Sebelum di jawab, saya lanjut dulu yah . . .

Di Jepang, tekhnik tersebut juga diberi nama

"KAIZEN"

slogan tersebut, tersusun dari 2 kata, yaitu kai artinya berubah dan zen artinya bijaksana.

dari 2 kata tersebut, memiliki makna yaitu, perubahan dalam hidup bisa dicapai perlahan dan dengan penuh kebijaksanaan.

Nah, dengan definisi tersebut, bisa diartikan juga, kita bisa melakukan perubahan dengan perlahan dan dengan langkah kecil, dengan prinsip 1 menit.

"Maksudnya gimana?"

Prinsip 1 menit ini bertujuan untuk melatih seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan perubahan positif, hanya dalam 1 menit setiap harinya di waktu yang sama, dan kegiatan tersebut dilakukan tanpa distraksi apapun (FOKUS).

Prinsip 1 menit tersebut juga bikin kamu melatih tanggung jawab, dari yang terkecil, dan ketika kamu berhasil menyelesaikan prinsip 1 menit setiap harinya, kamu akan merasa bahagia.

Nah, perasaan bahagia tersebut muncul karena adanya sense of progress.

dan lagi, karna kamu berhasil menyelesaikan kebiasaan prinsip 1 menit mu, kamu akan merasa ketagihan, yang tadinya hanya kamu kerjakan selama 1 menit, bisa nambah jadi 3 menit, 5 menit, 30 menit, bahkan bisa berjam-jam.

"Pernah ngerasaain hal seperti itu?"

"Kok bisa yah?"

Yah bisa lah, itulah manusia, sebuah mahkluk yang sangat mungkin untuk dibentuk. Tapi yang terpenting adalah konsistensi.

"Kenapa di mulai dengan 1 menit? Apa se-simple itu?"

Jadi, kenapa pakai prinsip KAIZEN atau prinsip 1 menit, agar memudahkan. Manusia itu adalah mahkluk yang mengidam-idamkan kenyamanan. Untuk keluar dari zona nyaman dalam pencapaian tujuan, itu butuh perubahan, dan perubahan memerlukan waktu dan repetisi (pengulangan), ada yang bilang 60 hari, ada juga yang bilang 90 hari.

Nah, dengan perubahan 1 menit yang kamu lakukan setiap hari, itu tidak membebanimu.

"Oke, cuma semenit doang kan untuk baca buku secara FOKUS, gampang lah ini mah" gitu contohnya.

dan, kalau usaha perubahan yang dilakukan terlalu keras dan gak rutin, itu akan menghabiskan tenaga dan bikin kamu capek. Kalau udah gitu, biasanya bikin kamu males, bikin kamu bosan, dan pasti kamu nggak akan rutin melakukannya.

Makanya, seperti namanya, "KAIZEN", berubah dengan perlahan dan penuh kebijaksanaan.

Seditik tapi rutin > banyak tapi nggak rutin.

dan kamu tau, dengan KAIZEN ini, kamu akan lebih lama ingat dengan hal yang kamu pelajari (jangan SKS).

Hal-hal yang tadi saya ceritain, pernah diteliti oleh psikolog asal Jerman, HERMAN EBBINGHAUS.

Dia meneliti tentang memori dan kemampuan mengingat.

Dia mengatakan bahwa: 

"Kemampuan mengingat seseorang akan menurun drastis, kalau cuma dapat informasi yang banyak banget dan nggak pernah di-review informasinya"

Tapi "Kalau dilakukan repetisi (review), kamu akan jauh lebih ngerti dan infonya akan nempel banget dan bertahan lama"

Makanya,

Prinsip 1 menit setiap hari, akan membentuk suatu habit, yang nantinya bakalan jadi auto mode di diri kamu. Akibatnya, dari kebiasaan tersebut bisa memungkinkan kamu menjadi seorang MASTER.

terakhir, prinsip 1 menit ini bisa dilakukan oleh siapapun dan dalam bidang apapun.

Caranya sudah terjawab kan!!!

Pertanyaan selanjutnya adalah, gimana cara atur waktunya? Kan kita perlu men-setting badan, pikiran dan sikap supaya sesuai dengan tujuan besar yang sudah dipikirkan. Gimana cara atur waktunya?


3. ATUR WAKTU MU!!!

Setelah selesai SMF (sekarang SMKF namanya), saya diterima kerja di Perusahaan Farmasi asal Jepang. Berjibaku di industri tersebut selama kurang lebih 3 tahun membuat saya jenuh. Memang sih, saya akui, kalau bekerja di industri, income yg didapat besar, apalagi saat itu usia saya masih 18-19 tahunan.

Seingat saya saat itu saya bisa dapat income 5jutaan.

Tiga tahun berlalu, saya rasa cukup untuk bekerja di situ, dan karena memang jenuh dengan kesibukan di industri, saya memutuskan kuliah S1 Farmasi dan akhirnya resign.

Keputusan sudah saya ambil. Saya harus menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan untuk survive dan lulus. Saya cek kampus-kampus manakah yang saya mampu untuk ngejalaninnya, mulai dari pembiayaannya-waktunya-dan jaraknya.

Singkatnya, setelah baca-baca brosur dan ngecek kampus nya, saya sudah menentukan kampus yang akan saya pilih, tetapi, ternyata kalau saya resign dari industri, income yang saya dapatkan tidak akan cukup untuk membiayai nya. Nah ini harus dapat solusinya.

Jadi saya bercerita ke ibu tentang masalah ini, bukan karena minta dibayarin, tetapi lebih ke pengin cerita aja, karena ibu adalah tempat ternyaman dalam bercerita. Nggak bisa aja gitu, nyimpen unek unek yg lagi dipikirin, karna saya percaya, ibu akan selalu bisa kasih "obat" untuk bisa dapat solusinya.

Eh, bener aja, Saya diterima kerja di apotek, dan beberapa minggu kemudian, saya dapat solusi tambahan, yaitu brosur MLM, multi level marketing, mantep kan.

Singkat cerita, setelah saya datang ke Open Plan Presentation nya, setelah saya dengar dan pelajari, saya putuskan untuk ngejalanin MLM, lumayan lah yah, untuk pemula yg saat itu baru banget ngerasain kerja. Bertahan 2 tahunan, kalau nggak salah ingat, dan belum sukses (bergelimang harta, hahaha), tetapi banyak ilmu yang  didapat. Insecure berubah jadi lebih PD, lebih berani berkenalan dan ngejalin relasi, berani diskusi dengan level up (usia, pengalaman dan jabatan di atas saya), dan banyak lagi.

Nah, kelar dari MLM, kegiatan saya adalah focus kuliah + kerja di apotek saja, tetapi ini belum cukup untuk membiayai kuliah saya dan biaya hidup tentunya, karena saat SMF saya termasuk kaum-kaum miskin, mikir 1000kali untuk jajan, jadi saya nggak mau ngalamin moment saya nggak pegang duit sendiri (minta ke ortu malu banget).

Terlebih lagi, saya juga memutuskan untuk ngekos. Bertambah lagi deh biayanya. Wuihh. Terus gimana nih solusinya?

Karena terlalu memikirkan biaya kuliah, biaya hidup (makan + bensin), biaya tempat tinggal, kuliah jadi lumayan berantakan. Mulai deh curhat ke temen-temen satu circle. "fren, kacau nih kuliah gue, kayanya gue nggak sanggup deh jalanin ini, otak gue nggak nyampe, gue nggak bisa nyesuain dengan kecepatan dosennya, lingkungannya nggak asik" intinya saya beralasan untuk kelar secara tidak hormat.

Kenapa "secara tidak hormat?" nanti saya jelasin diakhir ya.

Kamu tau tanggapan temen-temen saya? "Ya elah Ji (btw Bukan pak Haji yah, tapi Aji nama panggilan saya di kampus) baru semester 3, cobain dulu 1 semester lagi, elu belum nemu selah nya aja kali" ya saya jawab "iya kali ya fren, anyep lu ah"

Kelar semester 3, lanjut dong semester 4, saya cerita lagi, sama seperti semester lalu. Keluhannya juga masih sama, “kuliah Farmasi nggak asik”. Emang temen-temen lucknut sih yah, respon mereka berubah, tapi esensi nya sama, gini komentarnya

"elu kan sekarang udah semester 4, tanggung kali fren 4 semester lagi kelar, ibarat berenang di laut nih, elu tuh udah sampe batas dada basah kuyup, tanggung!!! Lanjut lah sampe bisa berenang." Gitu

Kan kampret yak, Semester 3 ngeluh disuruh sabar, "coba aja dulu" Eh giliran udah masuk semester 4, malah dibilang nanggung, tapi thx banget sih, karna omongan tersebut, saya bisa bertahan dan jalanin perkuliahan sampe selesai.

Nah itu cerita singkatanya. Terus gimana sih cara ngatur waktunya, karena saat itu kegiatan saya lumayan banyak, sibuk bangettt.


1. BAGI WAKTU MENJADI 2 BAGIAN, YAITU PENTING DAN NGGAK PENTING (SIMPLIFIKASI HIDUP MAHASISWA)

Langsung ke Case nya. Saat itu saya punya banyak kegiatan: Kuliah, Kerja, Ngeband, Jualan Roti. Dari kegiiatan tersebut waktu main saya terbatas, begitu juga waktu istirahatnya. Makanya, sering banget pas kelar solat Zuhur, biasanya saya tidur dulu di masjid kampus sekitar setengah jam, kadang lebih, dan jadi nggak masuk kelas (akhirnya ganti kelas).

Nah, dari keribetan tersebut, saya buang, kegiatan kegiatan yg nggak penting, seperti Ngeband, itu saya buang. Nggak dikerjakan lagi. Hanya gitaran aja di kamar, itupun kalau lagi bosen.

Jadi, fokusnya ke Kuliah, kerja, dagang. Itu yang saya pikir jauh lebih ringan.

Apalagi di era sekarang, bahan pembelajaran udah banyak banget, sehingga akses ke ilmunya lebih menghemat waktu.


2. NGGAK PACARAN (BIKIN BEBAN)

Saat itu memang pengin banget punya gebetan dan pacaran, tapi apa boleh buat, Allah berkehendak lain, saya pun sering ditolak, jadi alhasil nggak pacaran deh. Ditolak adek kelas, yang ternyata semester depan adalah asdos saya, Hahahaha. Ditolak temen sekelas, karena katanya saya terlalu baik. Ditolak adek kelas lagi, karena ternyata saya kurang tajir, wkwkwk.


3. GABUNG KE TEMEN-TEMEN YANG RAJIN, DAN BISA NITIP TUGAS

Contoh, dengan kesibukan yg saya jalani, saya sangat paham bahwa, saya memang nggak bisa ngejar nilai sempurna di kampus (cumlaude atau IPK 3). Karena target saya survive sampai kelar dan lulus (ini pilihan masing-masing yah).

Untuk bisa selesai, saya harus masuk dan berbaur dengan kelompok ini. Tujuannya agar saya mudah dalam menyelesaikan tugas. Kalau ada tugas bikin makalah atau ulasan materi yg harus dipresentasikan, saya biasanya menyumbang dana (snack, print-print, dll) dan kehadiran sekedarnya, tetapi ini sudah atas izin anggota kelompok yah. Biasanya saya bilang gini

"Fren, sorry banget nih, gue nggak bisa ikut terus untuk ngerjain tugas bareng, gue nyumbang duit aja kali yah, kaya ngeprint-ngeprint, gue beliin snack deh (buat nemenin nugas), boleh yah?"

Sepengalaman saya sih, mereka oke oke aja, asalkan kita bisa menyesuaikan dgn mereka. Bahasa yg dipakai, cara bercandanya, itu semua saya sesuaikan dengan kebiasaan mereka.

Nah, ketiga hal tadi, bisa bikin saya lebih mudah ngejalanin kuliah di S1 Farmasi.

Oh iya, terakhir. Tadi saya biacara tentang 'Kelar tidak hormat" maksudnya gimana sih?

Jadi, saat saya memutuskan untuk lanjut kuliah, saya memilih dan memutuskan nya dengan penuh kesadaran, nggak mabok atau teler. Makanya, saya harus menyelesaikannya. Paling penting, yang baru saya sadari setelah lulus kuliah,

"Perkuliahan ini, adalah sebuah proses pendewasaan, agar saya bisa bertanggung jawab dengan konsekuensi yang sudah dipilih."

Semoga cerita yg saya alami ini, bisa kamu ambil insight positifnya.

Terakhir nih. Jadi, saat Kamu sudah baca tentang membuat pikiran mu besar, tips lawan males hingga cara mengatur waktu. Terakhir, kamu pasti sangat butuh cara untuk bentuk habit/ kebiasaan untuk perkembangan potensi diri mu, yang bisa kamu gunakan saat ini kamu sedang sekolah atau kuliah atau saat ini sedang bekerja.


4. POLA SEDERHANA INI YANG BENTUK KEBIASAAN MU (HABIT)


Bang, kemarin kan kamu bilang, di sekolah/ kampus Farmasi, yg utama itu mau terus baca. Itu susah lagi bang. Elu punya tips nya bang, supaya konsisten? Yah, mungkin dalam sehari, gue bisa baca 30-45 menit deh. Ada kan bang tips nya?

Jadi gini, untuk bisa survive di Farmasi, kamu harus terus belajar, kamu harus terus membaca, dan ini susah. Baru aja udah ngumpulin niat, pas ngejalanin, 1 2 hari udah nggak baca lagi, susah gitu.

Nah ternyata, Menurut buku "The Power of Habit" karangan Charless Duhigg,, untuk membentuk kebiasaan baru, itu butuh pola atau siklus, Yaitu Trigger > Routine > Reward > Trigger


TRIGGER

Maksudnya, untuk semua kebiasaan yang kamu lakukan, itu pasti ada pemicunya. Contohnya, kenapa kamu sering banget bangun siang? Bisa jadi kamu asik dengan kegiatan di malam hari, entah yang positif atau pun yg negatif.

pertanyaannya: Adakah yg memicu kamu untuk melakukan habit baru? Misalkan, karena kamu mahasiswa Farmasi, dan kamu pengin cepet lulus, itu jadi pemicu kamu membentuk habit baru, contoh nya membaca buku.

ROUTINE

Ketika kamu sudah menentukan habit/ kebiasaan yang mau kamu bentuk, konsistensi adalah hal penting. Pilihlah kebiasaan yg spesifik, jelas dan mudah dilakukan.

Contoh yg baca buku tadi. Kegiatannya jelas, baca buku (misalkan pengembangan kerja pikiran), selama 50menit setiap hari, hal ini bisa kamu bagi menjadi 2x25 atau 3x20, bebas, yg penting 50 menit setiap hari bisa tercapai.


REWARD

Pembentukan habit/ kebiasaan baru ini, tidak mudah, dan sangat penting untuk memberikan apresiasi ke dirimu sendiri. Tidak perlu wah, asalkan kamu sanggup dan yg penting berarti untuk kamu. Misalkan, saya bisa rebahan, kalau saya sudah bisa menyelesaikan baca buku selama 50 menit setiap hari.

Contoh yang real, dari yang biasa saya kerjakan.



Setiap hari, jam 9 pagi, saya harus baca minimal 1 artikel yang berhubungan dengan pembelajaran, karena hal tersebut bisa jadi modal pengetahuan dan ilmu untuk saya dalam membuat konten, dan konten ini bisa membantu saya mencapai cita-cita yang saya tentukan.

Kalau hal ini bisa dilakukan konsisten 60-90 hari, tanpa bolong, habit tersebut akan menjadi autopilot, pasti.

Kamu sudah baca 4 E-Book yang saya tulis berdasarkan pengalaman dan banyak hal yang saya pelajari. Semoga bisa terbantu untuk berkembangnya potensi diri mu.

Semangat bertumbuh crew !!! Baca chapter lainnya yah





Tidak ada komentar: